Jumat, 23 September 2016

KUIS 3 PENGANTAR OSEANOGRAFI

Nama   : Khalimah
NPM    : E1I015071
Kelas   : B
Dosen  : Yar Johan, S.Pi.,M.Si


PARAMETER YANG TERMASUK KE DALAM PENGANTAR OSEANOGRAFI BESESERTA ALAT & PROSEDUR PENGGUNAANNYA

1.  Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasianan atau kadar garam terlarut dalam air. Pengertian yang lebih luas, salinitas adalah jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat   Salinitas biasanya dinyatakan dengan satuan (ppt) (Effendi, 2003). Air laut merupakan campuran dari 97% air dan 3% material terlarut. Satuan untuk salinitas adalah ‰ (per mil), Salinitas air laut di seluruh wilayah perairan di dunia berkisar antara 33 – 37 ‰ dengan nilai median 34,7 ‰, namun di Laut Merah dapat mencapai 40 ‰. Salinitas air laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah ekuator, sedangkan terendah dapat terjadi di daerah kutub, walaupun pada kenyataannya sekitar 75 % air laut mempunyai salinitas antara 34,5‰ – 35 ‰ (Arindri, 2015).
Salinitas merupakan parameter yang tidak dapat ditinggalkan dalam penelitian di laut.salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida (Siwi, 2011).
Salinitas menjadi faktor penting bagi penyebaran organisme peraran laut. Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut (Arindri, 2015).. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu : natrium (Na), kalium (K), Kalsium (Ca), magnesium (Mg), klorit (Cl), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3). Salinitas dinyatakan dalam suatu gram/kg atau promil (Effendi, 2003).
Gambar alat pengukur salinitas adalah salinometer


2. Suhu
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut thermometer. Suhu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan flora dan fauna laut diantaranya, komposisi kimia air laut, Sirkulasi massa air dan cepat rambat gelombang akustik. Matahari memiliki pengaruh paling besar terhadap perubahan suhu permukaan laut. Umumnya perubahan suhu air laut disebabkan adanya perpindahan panas dari massa air yang satu ke massa air yang lain. Hal lain yang dapat mengubah suhu air laut adalah konduksi panas dari atmosfir dan kondensasi dan evaporasi  uap air (Efrizal, 2006).
Faktor-faktor yang mempengeruhi suhu antara lain musim, ketinggian permukaan laut (attitude), waktu dalam hari,sirkulasi udara, penutup awan dan aliran serta kedalaman bahan air ( Nurhayati, 2006). Pengaruh suhu juga didasarkan oleh organisme aquatic. Organisme aquatic mempunyai kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang disukai bagi pertumbuhannya. Misalnya algae dari filum chlorophyta dan diatom akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 20 oC-30 oC.

Gambar alat pengukur suhu adalah termometer


3. Ph
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dan didefinisikan sebagai kologaritma aktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Riyadi,2005).
Menurut Ida (2015) pH didefinisikan sebagai aktifitas relatif ion hidrogen dalam suatu larutan. Kadar pH kultur mempengaruhi tingkat fotosintetik mikroalga. Dan kinerja enzim dalam metabolisme sel.
Air laut, dengan-kandungan ion-ion Ca dan Mg yang cukup besar, dapat mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar. Ion-ion Calsium dan Magnesium akan membentuk garam-garam karbonat dan bikarbonat dan campuran asam-asam karbonat tersebut dengan garam-garam membentuk suatu sistem penyangga (buffer) yang kuat (Efrizal, 2006). Oleh karena itulah, biasanya pH air laut berada sedikit di atas normal dan jarang keluar dari batas pH 7 - 9. Keadaan ini sangat menguntungkan hewan-hewan di dalamnya termasuk udang, yang karena aktivitas respirasinya menghasilkan CO2 mengakibatkan pH di sekitar insang agak turun, sehingga perlu segera dinetralkan kembali.
Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sestem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda reffernsi,dan alat pengukur impedansi tinggi. pH elektroda dapat diasumsikan sebagai battery, dengan voltase yang bervariasi hasil pengukuran dari pH larutan yang diukur (Efrizal, 2006).
Gambar alat pengukur pH 

4. Kecerahan
Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau sebagai cahaya yang diteruskan. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang di ungkapkan dengan satuan meter sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu, kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi di jangkau oleh cahaya (Riyadi,2005).
Kecerahan suatu perairan menetukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlansung sempurna. Kecerahan yang mendukung apabila Seichi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. Kecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan, penglihatan yang mana suatu sumber dilihat memancarkan sejumlah kandungan cahaya (Effendi, 2003). Dalam kata lain kecerahan adalah pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran penglihatan, Kecerahan merupakan suatu ukuran dimana cahaya didalam air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel kaloid dan suspensi dari suatu bahan pencemaran
Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sediment yang di bawa oleh aliran sungai pada laut yang diketahui radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Tumbuhan laut akan kurang  dibandingkan dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai 200 meter,sedangkan jika keruh hanya mencapai 15-40 meter (Efrizal, 2006).
Adapun faktor-faktor kekeruhan suatu perairan yaitu: 
  Benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur. 
  Jasad-jasad renik yang merupakan plankton 
 Warna air yang ditimbulkan oleh zat-zat koloid yang berasal dari daun-daun tumbuhan yang terekstrak. 
 Kondisi lingkungan yang ada disekitarnya seperti limbah rumah tangga dan pupuk kimia yang terbawa oleh sungai atau air hujan.
Gambar Penggunaan secchi disc


5. Fitolankton
Plankton adalah jasad atau organisme yang hidup melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti pergerakan/ arus air. (Afrisha, 2015). Plankton yang tergolong fitoplankton adalah jenis plankton yang umumnya beraktifitas pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan jenis tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis. Fitoplankton umumnya terdiri dari diatome dan dinoflagellata.
Fitoplanton atau kelompok  plankton tumbuhan merupakan mikroorganisme fotosintetik yang hidup melayang dan perpindahannya dalam air dipengaruhi oleh arus air ( Serly,2015). Kepadatan dan diversitas fotoplanton dalam perairan dipengaruhi oleh kondisi fisika kimia air terutama adalah cahaya, kandungan co2 bebas, suhu, ph dan zat hara (bahan nutrient). Fitoplankton dapat digunakan sebagai indikator dalam mengetahui tinggi rendahnya produksi perikanan laut di perairan (Afrisha, 2015).
Keberadaan fitoplankton sangat berpengaruh terhadap kehidupan perairan karena memegang peran penting sebagai makanan bagi berbagai organisme laut. Sehingga tingkat penentu kesuburan suatu perairan dapat dilihat dari kelimpahan fitoplankton dan kualitas air (Efrizal, 2006).
Gambar alat pengambilan fitoplankton


6. Pasang surut
Pasang surut merupakan parameter oseanografi yang sangat berpengaruh di perairan. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi (Adi, 2015). Pasang surut berkaitandengan proses naik turunnya paras laut secara berkala yang ditimbulkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa, terutama matahari dan bulan, terhadap massa air di bumi. Proses pasut dapat dilihat secara nyata di daerah pantai, mempengaruhi irama kegiatan manusia yang hidup di daerah pantai, seperti pelayaran, dan penangkapan/budidaya sumberdaya hayati perairan (Triadmodjo, 2008).
Pasang surut (sering disingkat pasut) adalah gergakan naik turunnya muka laut ecara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Matahari mempunyai massa 27 juta kali lebih besar dari massa bulan, tetapi jaraknya pun sangat jauh dari bumi (rata-rata 149,6 juta km). Sedangkan bulan sebagai satelit kecil jaraknya sangat dekat ke bumi (rata-rata 381.160 km). Triadmodjo (2008) mengemukakan dalam mekanika alam semesta, jarak lebih menentukan daripada massanya. Oleh karena itu, bulan mempunyai peranan yang lebih besar daripada matahari dalam menentukan pasang surut.
Gambar alat pengukur pasan surut


7. Sedimen
Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia (Hidayat, 2014).
Erosi merupakan proses pengikisan sedimen oleh air laut yang terjadi secara alami maupun  karena adanyaaktivitas manusia. Marerial sedimen akibat pengikisan daratan akan terangkut dan terendapkan oleh oleh proses mekanik arusdari laut. Material sedimen yang mengenda ini dapat mempengaruhi kegiatan biota laut yang ada di perairan laut (Reza, 2015).
Kurniawan (2014) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar laut pun, sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersuspensi kembali oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun (Reza, 2015). Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.
Gambar alat penambilan sedimen


8. Arus
Arus adalah pergerakan massa air yang terjadi di lautan dalam skala yang sangat luas baik secara horizontal maupun vertikal ( Julian, 2015). Sistem arus utama umumnya terdapat di samudera-samudera dunia, tetapi pada skala yang lebih kecil juga terdapat arus-arus tertentu yang bergerak secara teratur. Arus-arus ini adalah bagian dari pengetahuan awal yang didapat manusia dari pelayaran.
Samudra pasifik ternyata memiliki arus laut yang kuat. Aliran arus laut karena pasang surut atau arus sungai menyimpan energi hidro kinetik yang dapat dikonversikan menjadi daya listrik. Perubahan kecepatan arus yang sangat besar dipengaruhi oleh gaya pasang surut yang bekerja menyebabkan pergerakan massa air. Perubakan kecepatan ini diakibatkan perbedaan batimetri dan pergerakan elevasi muka air (Purba, 2010).
Gambar alat pengukur arus air


Prosedur Kerja

1. Salinitas
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran salinitas yang berfungsi untuk mengetahui kadar garam dalam satu liter air laut adalah sebagai berikut :
1)      Menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah refraktometer untuk mengukur salinitas air laut, pipet tetes untuk memindahkancairan dalam skala kecil, aquades sebagai kalibrasi refraktometer, tissu untuk mengeringkan refraktometer.
2)      Mengkalibrasi membran refraktometer dengan aquades dan dikeringkan menggunakan tissu secara searah.
3)      Mengambil air laut dengan menggunakan pipet tetes
4)      Meneteskannya sebanyak 1-2 tetes pada refraktometer
5)      Catat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan.

2. Suhu
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1)      Mencelupkan thermometer secara langsung ke dalam perairan dan biarkan beberapa saat ( ± 2 menit )
2)      Secara cepat diangkat llalu dibaca nilai suhu pada skala thermometer Hg sebelum terpengaruh oleh suhu sekitar dan untuk memperoleh suhu yang maksimal.
3)      Melakukan pengukuran ini sebanyak 3 kali
4)      Catat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan tersebut.

3. pH
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran pH adalah sebagai berikut :
1)      menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahannya yaitu kotak standar pH untuk menentukan nilai pH, pH meter digunakan untuk pH air laut.
2)      Menyiapkan ph meter dan menyelupkannya ke dalam sample air laut yang akan diukur derajat keasamannya
3)      Kemudian mengankatnya dan mengkibas-kibaskannyahingga setengah kering.
4)      Selanjutnya mengamati perubahan warna yang terjadi.
5)      Mencocokkan warnanya dengan kotak standar pH dan menentukan nilai pHnya sesuai dengan warna pada kotak standar pH sehingga didapat hasilnya.
6)      Catta pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan

4. Kecerahan
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran kecerahan ada 2 cara yaitu :
Cara 1.
1)      Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti sechi disk dan meteran.
2)      Menentukan lokasi pengukuran kecerahan
3)      Menurunkan sechi disk secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada sechi disk tidak lagi terlihat.
4)      Kemudian mengukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang.
5)      Setelah itu secara perlahan tarik sechi disk keatas hingga warna hitam pada sechi disk tersebut kembali terlihatlalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas tampak.
6)      Setelah mendapatkan niai batas tidak tampak dan batas tampak, maka jumlahkan kedua nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai kecerahan.
7)      Catat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan
Rumus untuk menghitung kecerahan adalah sebagai berikut:
Kecerahan air (cm) = 
Cara 2.
Menentukan kecerahan parairan dapat dilakukan dengan menggunakan alat sechi disk. Alat ini diturunkan ke dalam perairan,kemudian mengukur kedalaman menghilang sechi disk. Untuk mendapatkan nilai kecerahan menggunakan rumus :
Kecerahan air (cm) = 

5. Fitoplankton
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1)      Melakukan pengambilan sample plankton pada saat – saat tertentu, yaitu pada pukul 18.00 ; 00.00 ; 06.00 dan 12.00 WIB.
2)      Memasukkan 1 ember air ke dalam planktonnet
3)      Kemudian memasukkan hasil penyaringan dimasukkan ke dalam botol film dan dan diberi formalin.
4)      Mengamati sampel yang telah diambil menggunakn mikroskop.

6. Pasang Surut
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1)      Mengukur pasang surut menggunakan tidal pasut.
2)      Melakukakn pengukuran setiap 30 menit dengan lama pengamatan 10 jam. Catat tinggi pasang surut tiap 30 menit.
3)      Catat pengamatan sebanyak 6 kali pengulangan.

7.  Sedimen
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran sedimen adalah sebagai berikut:
1)      Mengambil sampel sedimen dengan menggunakan grab sampler pada lokasi sampling yang telah ditentukan
2)      Tempatkan sampel yang telah didapatkan kedalam kantong plastik, usahakan tidak ada gelembung udarapada saat membungkus sampel. Hal ini untuk menghindari kemungkinan kantong plastik pecah. Kemudian ukur parameter lingkungan lainnya seperti suhu perairan, kecepatan, arah arus dan kecerahan serta kedalaman perairan lokasi sampling.
3)      Sampel yang telah siap di laboratorium di tempatkan pada wadah (kertas timah) kemudian ditimbang berat basahnya, yaitu 150 garm untuk setiap sampel dengan menggunakn timbangan analitik.
4)      Sampel basah yang telah ditimbang beratnya, dikeringkan dengan menggunakn oven /kompor pada suhu 1050C sampai tidak ada lagi kandungan airnya.
5)      Sampel yang telah kering tempatkan dalam cawan porselin tambahkan larutan hidrogen peroksida 3% secukupnya lalu gerus hingga halus.
6)      Sampel yang telah di dgerus, rendam dalam air lalu bilas dengan menggunakan ayakan bertingkat untuk mendapatkan fraksi sedimen yang berbeda sesuai dengan ukurannya masing – masing.
7)      Ambil masing – masing sampel yang tertahan pada masing-masing tingkatan ayakan tempatkan kedalam wadah sementara itu fraksi sedimen yang masih lolos tempatkan dalam wadah botol untuk analisi fraksi lumpur.
8)      Keringkan fraksi  sampel pasir yang telah didapat sesuai ukuran mesh size  dengan menggunakan oven setelah kering timbanglah berat masing-masing sampel.
9)      Masukkan data berat masing-masing fraksi kedalam tabel perhitungan yang telah disiapkan sebelumnya.
10)  Fraksi pasir dapat dianalisis dengan menggunakn metoda settling tube dan metode pengayakan
11)  Fraksi lumpur dianalisis dengan menggunakan metode pipet

8. Arus
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran arus  adalah sebagai berikut:
1)      Sediakan tali sepaanjang 5 meter untuk mengikat botol, parasut arus dan pelampung yang dipasang pada tali, stopwatch untuk menghitung lamanya tali menegang dan kompas sebagai penunjuk arah.
2)      Parasut arus dihubungkan dengan tali sepanjang ± 30 cm, kemudian hubungkan lagi dengan tali sepanjang 5 meter.
3)      Menghanyutkan parasut meter mengikuti arus bersamaan dengan menyalakan stopwatch.
4)      Setelah tali meneganga maka stopwatch dimatikan dan mencatat lama waktu yang digunakann untuk menegangkan tali yang sepanjang 5 meter tersebut.
5)      Menghitung kecepatan arus  : waktu tempuh dan dicatat dalam satuan meter/detik.
6)      Catat pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH PENELITIAN 
·         - Paradigma
·         - Nilai
·         - Kebersaksian
·        -  Metodologi
·         - Satuan analisis
·         - Waktu
    
   

   Demikian jawaban ini semoga bermanfaat & terimakasih udah mampir ke blog ane....
    
   Daftar Pustaka :

    Navia.2013. Masalah dan Perumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.https://hidrosita.wordpress.com/2013/02/17/masalah-dan-perumusan-masalah-dalam-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/. Diakses tangal 23 September 2016. Pukul 22.00 WIB.
  Ambarwati, wiwik.2016. Laporan Praktikum Pengantar Oseanografi. http://mytugaswiwik.blogspot.co.id/2016/02/laporan-praktikum-pengantar-oseanografi.html. Diakses tangal 23 September 2016. Pukul 22.05 WIB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar