Nama :
Khalimah
NPM :
E1I015071
Kelas : B
Dosen : Yar Johan, S.Pi.,M.Si
PARAMETER YANG TERMASUK KE DALAM PENGANTAR OSEANOGRAFI BESESERTA ALAT & PROSEDUR PENGGUNAANNYA
1. Salinitas
Salinitas adalah
tingkat keasianan atau kadar garam terlarut dalam air. Pengertian yang lebih
luas, salinitas adalah jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu
kilogram air laut jika semua karbonat Salinitas biasanya dinyatakan
dengan satuan (ppt) (Effendi, 2003). Air laut merupakan campuran dari 97% air
dan 3% material terlarut. Satuan untuk salinitas adalah ‰ (per mil), Salinitas
air laut di seluruh wilayah perairan di dunia berkisar antara 33 – 37 ‰ dengan
nilai median 34,7 ‰, namun di Laut Merah dapat mencapai 40 ‰. Salinitas air
laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah ekuator, sedangkan terendah dapat
terjadi di daerah kutub, walaupun pada kenyataannya sekitar 75 % air laut
mempunyai salinitas antara 34,5‰ – 35 ‰ (Arindri, 2015).
Salinitas merupakan
parameter yang tidak dapat ditinggalkan dalam penelitian di laut.salinitas
merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air
laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh
karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang
terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun
1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika
semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses
kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida (Siwi, 2011).
Salinitas menjadi
faktor penting bagi penyebaran organisme peraran laut. Air laut mengandung
3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel
tak terlarut (Arindri, 2015).. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat
fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur
dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya.
Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara
signifikan oleh salinitas. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan Dua sifat
yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar
listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Salinitas perairan
menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah
berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya
salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu : natrium (Na), kalium (K), Kalsium
(Ca), magnesium (Mg), klorit (Cl), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3).
Salinitas dinyatakan dalam suatu gram/kg atau promil (Effendi, 2003).
Gambar alat pengukur salinitas adalah salinometer
2. Suhu
Suhu adalah ukuran
derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu
disebut thermometer. Suhu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
kehidupan flora dan fauna laut diantaranya, komposisi kimia air laut, Sirkulasi
massa air dan cepat rambat gelombang akustik. Matahari memiliki pengaruh paling
besar terhadap perubahan suhu permukaan laut. Umumnya perubahan suhu air laut
disebabkan adanya perpindahan panas dari massa air yang satu ke massa air yang
lain. Hal lain yang dapat mengubah suhu air laut adalah konduksi panas dari
atmosfir dan kondensasi dan evaporasi uap air (Efrizal, 2006).
Faktor-faktor yang
mempengeruhi suhu antara lain musim, ketinggian permukaan laut (attitude),
waktu dalam hari,sirkulasi udara, penutup awan dan aliran serta kedalaman bahan
air ( Nurhayati, 2006). Pengaruh suhu juga didasarkan oleh organisme aquatic.
Organisme aquatic mempunyai kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang
disukai bagi pertumbuhannya. Misalnya algae dari filum chlorophyta dan diatom
akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 20 oC-30 oC.
Gambar alat pengukur suhu adalah termometer
3. Ph
pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan dan
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitasion hidrogen (H+)
yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional (Riyadi,2005).
Menurut Ida (2015) pH
didefinisikan sebagai aktifitas relatif ion hidrogen dalam suatu larutan. Kadar
pH kultur mempengaruhi tingkat fotosintetik mikroalga. Dan kinerja enzim dalam
metabolisme sel.
Air laut,
dengan-kandungan ion-ion Ca dan Mg yang cukup besar, dapat mencegah terjadinya
fluktuasi pH yang besar. Ion-ion Calsium dan Magnesium akan membentuk
garam-garam karbonat dan bikarbonat dan campuran asam-asam karbonat tersebut
dengan garam-garam membentuk suatu sistem penyangga (buffer) yang kuat
(Efrizal, 2006). Oleh karena itulah, biasanya pH air laut berada sedikit di atas
normal dan jarang keluar dari batas pH 7 - 9. Keadaan ini sangat menguntungkan
hewan-hewan di dalamnya termasuk udang, yang karena aktivitas respirasinya
menghasilkan CO2 mengakibatkan pH di sekitar insang agak turun, sehingga perlu
segera dinetralkan kembali.
Pengukuran pH yang
lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sestem pengukuran pH
mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda reffernsi,dan
alat pengukur impedansi tinggi. pH elektroda dapat diasumsikan sebagai battery,
dengan voltase yang bervariasi hasil pengukuran dari pH larutan yang
diukur (Efrizal, 2006).
Gambar alat pengukur pH
4. Kecerahan
Kecerahan adalah ukuran
transparansi perairan atau sebagai cahaya yang diteruskan. Kecerahan air
tergantung pada warna dan kekeruhan yang di ungkapkan dengan satuan meter
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan
tersuspensi. Selain itu, kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan
karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi di
jangkau oleh cahaya (Riyadi,2005).
Kecerahan suatu
perairan menetukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan
dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlansung sempurna.
Kecerahan yang mendukung apabila Seichi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan.
Kecerahan merupakan ciri penentu untuk pencerahan, penglihatan yang mana suatu
sumber dilihat memancarkan sejumlah kandungan cahaya (Effendi, 2003). Dalam
kata lain kecerahan adalah pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran
penglihatan, Kecerahan merupakan suatu ukuran dimana cahaya didalam air yang
disebabkan oleh adanya partikel-partikel kaloid dan suspensi dari suatu bahan
pencemaran
Kecerahan air laut
ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sediment yang di
bawa oleh aliran sungai pada laut yang diketahui radiasi sinar matahari yang
dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Tumbuhan laut akan
kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang
dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai 200 meter,sedangkan jika
keruh hanya mencapai 15-40 meter (Efrizal, 2006).
Adapun faktor-faktor
kekeruhan suatu perairan yaitu:
Benda-benda
halus yang disuspensikan seperti lumpur.
Jasad-jasad
renik yang merupakan plankton
Warna air yang
ditimbulkan oleh zat-zat koloid yang berasal dari daun-daun tumbuhan yang
terekstrak.
Kondisi
lingkungan yang ada disekitarnya seperti limbah rumah tangga dan pupuk kimia
yang terbawa oleh sungai atau air hujan.
Gambar Penggunaan secchi disc
5. Fitolankton
Plankton adalah jasad
atau organisme yang hidup melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak
sedikit dan selalu mengikuti pergerakan/ arus air. (Afrisha, 2015). Plankton
yang tergolong fitoplankton adalah jenis plankton yang umumnya beraktifitas
pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan jenis
tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis. Fitoplankton umumnya terdiri
dari diatome dan dinoflagellata.
Fitoplanton atau
kelompok plankton tumbuhan merupakan mikroorganisme fotosintetik
yang hidup melayang dan perpindahannya dalam air dipengaruhi oleh arus air (
Serly,2015). Kepadatan dan diversitas fotoplanton dalam perairan dipengaruhi
oleh kondisi fisika kimia air terutama adalah cahaya, kandungan co2 bebas,
suhu, ph dan zat hara (bahan nutrient). Fitoplankton dapat digunakan sebagai
indikator dalam mengetahui tinggi rendahnya produksi perikanan laut di perairan
(Afrisha, 2015).
Keberadaan fitoplankton
sangat berpengaruh terhadap kehidupan perairan karena memegang peran penting
sebagai makanan bagi berbagai organisme laut. Sehingga tingkat penentu
kesuburan suatu perairan dapat dilihat dari kelimpahan fitoplankton dan
kualitas air (Efrizal, 2006).
Gambar alat pengambilan fitoplankton
6. Pasang surut
Pasang surut merupakan
parameter oseanografi yang sangat berpengaruh di perairan. Pasang surut adalah
fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit,
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi (Adi, 2015). Pasang
surut berkaitandengan proses naik turunnya paras laut secara berkala yang
ditimbulkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa, terutama matahari
dan bulan, terhadap massa air di bumi. Proses pasut dapat dilihat secara nyata
di daerah pantai, mempengaruhi irama kegiatan manusia yang hidup di daerah
pantai, seperti pelayaran, dan penangkapan/budidaya sumberdaya hayati perairan
(Triadmodjo, 2008).
Pasang surut (sering
disingkat pasut) adalah gergakan naik turunnya muka laut ecara berirama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Matahari mempunyai massa 27 juta
kali lebih besar dari massa bulan, tetapi jaraknya pun sangat jauh dari bumi
(rata-rata 149,6 juta km). Sedangkan bulan sebagai satelit kecil jaraknya
sangat dekat ke bumi (rata-rata 381.160 km). Triadmodjo (2008)
mengemukakan dalam mekanika alam semesta, jarak lebih menentukan daripada massanya.
Oleh karena itu, bulan mempunyai peranan yang lebih besar daripada matahari
dalam menentukan pasang surut.
Gambar alat pengukur pasan surut
7. Sedimen
Sedimen adalah pecahan,
mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan
diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk
didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau
dalam bentuk larutan kimia (Hidayat, 2014).
Erosi merupakan proses
pengikisan sedimen oleh air laut yang terjadi secara alami maupun karena
adanyaaktivitas manusia. Marerial sedimen akibat pengikisan daratan akan
terangkut dan terendapkan oleh oleh proses mekanik arusdari laut. Material
sedimen yang mengenda ini dapat mempengaruhi kegiatan biota laut yang ada di
perairan laut (Reza, 2015).
Kurniawan (2014)
mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari
organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia
yang terjadi di laut. sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau
batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau
asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa
sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Dalam suatu proses
sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam hal ini
zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman
laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut
melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar laut pun, sedimen tidak
diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan.
Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersuspensi kembali oleh arus bawah
sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun (Reza, 2015). Terjadi reaksi kimia
antara butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan
reaksi tetap berlangsung penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di
antara butiran mineral.
Gambar alat penambilan sedimen
8. Arus
Arus adalah pergerakan
massa air yang terjadi di lautan dalam skala yang sangat luas baik secara
horizontal maupun vertikal ( Julian, 2015). Sistem arus utama umumnya terdapat
di samudera-samudera dunia, tetapi pada skala yang lebih kecil juga terdapat
arus-arus tertentu yang bergerak secara teratur. Arus-arus ini adalah bagian
dari pengetahuan awal yang didapat manusia dari pelayaran.
Samudra pasifik
ternyata memiliki arus laut yang kuat. Aliran arus laut karena pasang surut
atau arus sungai menyimpan energi hidro kinetik yang dapat dikonversikan
menjadi daya listrik. Perubahan kecepatan arus yang sangat besar dipengaruhi
oleh gaya pasang surut yang bekerja menyebabkan pergerakan massa air. Perubakan
kecepatan ini diakibatkan perbedaan batimetri dan pergerakan elevasi muka air
(Purba, 2010).
Gambar alat pengukur arus air
Prosedur Kerja
1. Salinitas
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran salinitas yang berfungsi untuk mengetahui kadar garam
dalam satu liter air laut adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan
alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah refraktometer untuk mengukur salinitas
air laut, pipet tetes untuk memindahkancairan dalam skala kecil, aquades sebagai
kalibrasi refraktometer, tissu untuk mengeringkan refraktometer.
2) Mengkalibrasi
membran refraktometer dengan aquades dan dikeringkan menggunakan tissu secara
searah.
3) Mengambil
air laut dengan menggunakan pipet tetes
4) Meneteskannya
sebanyak 1-2 tetes pada refraktometer
5) Catat
pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan.
2. Suhu
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1) Mencelupkan
thermometer secara langsung ke dalam perairan dan biarkan beberapa saat ( ± 2
menit )
2) Secara
cepat diangkat llalu dibaca nilai suhu pada skala thermometer Hg sebelum
terpengaruh oleh suhu sekitar dan untuk memperoleh suhu yang maksimal.
3) Melakukan
pengukuran ini sebanyak 3 kali
4) Catat
pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan tersebut.
3. pH
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran pH adalah sebagai berikut :
1) menyiapkan
alat dan bahan. Alat dan bahannya yaitu kotak standar pH untuk menentukan nilai
pH, pH meter digunakan untuk pH air laut.
2) Menyiapkan
ph meter dan menyelupkannya ke dalam sample air laut yang akan diukur derajat
keasamannya
3) Kemudian
mengankatnya dan mengkibas-kibaskannyahingga setengah kering.
4) Selanjutnya
mengamati perubahan warna yang terjadi.
5) Mencocokkan
warnanya dengan kotak standar pH dan menentukan nilai pHnya sesuai dengan warna
pada kotak standar pH sehingga didapat hasilnya.
6) Catta
pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan
4. Kecerahan
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran kecerahan ada 2 cara yaitu :
Cara 1.
1) Menyiapkan
alat-alat yang akan digunakan seperti sechi disk dan meteran.
2) Menentukan
lokasi pengukuran kecerahan
3) Menurunkan
sechi disk secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada
sechi disk tidak lagi terlihat.
4) Kemudian
mengukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang.
5) Setelah
itu secara perlahan tarik sechi disk keatas hingga warna hitam pada sechi disk
tersebut kembali terlihatlalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas
tampak.
6) Setelah
mendapatkan niai batas tidak tampak dan batas tampak, maka jumlahkan kedua
nilai tersebut lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai kecerahan.
7) Catat
pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan
Rumus untuk menghitung
kecerahan adalah sebagai berikut:
Kecerahan air (cm)
=
Cara 2.
Menentukan kecerahan
parairan dapat dilakukan dengan menggunakan alat sechi disk. Alat ini
diturunkan ke dalam perairan,kemudian mengukur kedalaman menghilang sechi disk.
Untuk mendapatkan nilai kecerahan menggunakan rumus :
Kecerahan air (cm)
=
5. Fitoplankton
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1) Melakukan
pengambilan sample plankton pada saat – saat tertentu, yaitu pada pukul 18.00 ;
00.00 ; 06.00 dan 12.00 WIB.
2) Memasukkan
1 ember air ke dalam planktonnet
3) Kemudian
memasukkan hasil penyaringan dimasukkan ke dalam botol film dan dan diberi
formalin.
4) Mengamati
sampel yang telah diambil menggunakn mikroskop.
6. Pasang Surut
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1) Mengukur
pasang surut menggunakan tidal pasut.
2) Melakukakn
pengukuran setiap 30 menit dengan lama pengamatan 10 jam. Catat tinggi pasang
surut tiap 30 menit.
3) Catat
pengamatan sebanyak 6 kali pengulangan.
7. Sedimen
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran sedimen adalah sebagai berikut:
1) Mengambil
sampel sedimen dengan menggunakan grab sampler pada lokasi sampling yang telah
ditentukan
2) Tempatkan
sampel yang telah didapatkan kedalam kantong plastik, usahakan tidak ada
gelembung udarapada saat membungkus sampel. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan kantong plastik pecah. Kemudian ukur parameter lingkungan lainnya
seperti suhu perairan, kecepatan, arah arus dan kecerahan serta kedalaman
perairan lokasi sampling.
3) Sampel
yang telah siap di laboratorium di tempatkan pada wadah (kertas timah) kemudian
ditimbang berat basahnya, yaitu 150 garm untuk setiap sampel dengan menggunakn
timbangan analitik.
4) Sampel
basah yang telah ditimbang beratnya, dikeringkan dengan menggunakn oven /kompor
pada suhu 1050C sampai tidak ada lagi kandungan airnya.
5) Sampel
yang telah kering tempatkan dalam cawan porselin tambahkan larutan hidrogen
peroksida 3% secukupnya lalu gerus hingga halus.
6) Sampel
yang telah di dgerus, rendam dalam air lalu bilas dengan menggunakan ayakan
bertingkat untuk mendapatkan fraksi sedimen yang berbeda sesuai dengan
ukurannya masing – masing.
7) Ambil
masing – masing sampel yang tertahan pada masing-masing tingkatan ayakan
tempatkan kedalam wadah sementara itu fraksi sedimen yang masih lolos tempatkan
dalam wadah botol untuk analisi fraksi lumpur.
8) Keringkan
fraksi sampel pasir yang telah didapat sesuai ukuran mesh
size dengan menggunakan oven setelah kering timbanglah berat
masing-masing sampel.
9) Masukkan
data berat masing-masing fraksi kedalam tabel perhitungan yang telah disiapkan
sebelumnya.
10) Fraksi
pasir dapat dianalisis dengan menggunakn metoda settling tube dan metode
pengayakan
11) Fraksi
lumpur dianalisis dengan menggunakan metode pipet
8. Arus
Prosedur kerja dalam
melakukan pengukuran arus adalah sebagai berikut:
1) Sediakan
tali sepaanjang 5 meter untuk mengikat botol, parasut arus dan pelampung yang
dipasang pada tali, stopwatch untuk menghitung lamanya tali menegang dan kompas
sebagai penunjuk arah.
2) Parasut
arus dihubungkan dengan tali sepanjang ± 30 cm, kemudian hubungkan lagi dengan
tali sepanjang 5 meter.
3) Menghanyutkan
parasut meter mengikuti arus bersamaan dengan menyalakan stopwatch.
4) Setelah
tali meneganga maka stopwatch dimatikan dan mencatat lama waktu yang digunakann
untuk menegangkan tali yang sepanjang 5 meter tersebut.
5) Menghitung
kecepatan arus : waktu tempuh dan dicatat dalam satuan meter/detik.
6) Catat
pengamatan sebanyak 3 kali pengulangan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASALAH
PENELITIAN
· - Paradigma
· - Nilai
· - Kebersaksian
· - Metodologi
· - Satuan analisis
· - Waktu
Demikian jawaban ini semoga bermanfaat & terimakasih udah mampir ke blog ane....
Daftar Pustaka :
Navia.2013. Masalah dan Perumusan Masalah dalam
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.https://hidrosita.wordpress.com/2013/02/17/masalah-dan-perumusan-masalah-dalam-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/.
Diakses tangal 23 September 2016. Pukul 22.00 WIB.
Ambarwati, wiwik.2016. Laporan
Praktikum Pengantar Oseanografi. http://mytugaswiwik.blogspot.co.id/2016/02/laporan-praktikum-pengantar-oseanografi.html.
Diakses tangal 23 September 2016. Pukul 22.05 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar