NAMA : KHALIMAH
NPM : E1I015071
PRODI : IMU KELAUTAN
MK : DASAR-DASAR PENGINDERAAN JAUH
KELAS : B
DOSEN : YAR JOHAN, S.Pi.,M.Si.
Jenis -Jenis Citra, Resolusi dan Negara Pencipta
1. Satelit Landsat (land
satelite)
Satelit Landsat (land satelite)
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh
yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran
dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat
merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir
melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat
dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene
185km x 185km. Landsat (land
Resources Satellite) milik Amerika Serikat. Fungsi dari satelit
landsat adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan,
pemetaan tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut. Landsat mempunyai kemampuan untuk meliput daerah
yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km
(Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).
2. Satelit SPOT (systeme
pour I’observation de la terre)
Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre) Merupakan satelit milik
perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit
ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. satelit
SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik
yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor
dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit
merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsi dari satelit SPOT adalah untuk akurasi
monitoring bumi secara global.
3. Satelit ASTER (advanced
spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang
dikembangkan negara Jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR,
dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang
menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan
pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit
tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu
lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut
inklinasi 98,2 derajat.
4. Satelit QUICKBIRD
Satelit QUICKBIRD Merupakan satelit resolusi
tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450 km secara
sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan
multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS.
Quickbird memiliki empat saluran (band). Fungsi dari satelit
QUICKBIRD adalah untuk mendukung aplikasi kekotaan, pengenalan pola permukiman,
perluasan daerah terbangun, menyajikan variasi fenomena yang tekait dengan
kota, dan untuk lahan pertanian, terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan
tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi
secara regional.
Digital Globe's pesawat
ruang angkasa QuickBird mampu menawarkan sub-meter citra resolusi, akurasi
geolocational tinggi, dan besar on-board penyimpanan data. Selain itu, kita
dapat mengisi dan memperbarui arsip digitalglobe.com kami di kecepatan belum
pernah terjadi sebelumnya karena fitur sistem QuickBird's memungkinkan kita
untuk secara efisien mengumpulkan lebih dari 75 juta kilometer persegi data
citra setiap tahun.
Fitur
|
Manfaat
|
Resolusi
tinggi
61
cm (2 kaki) pankromatik pada nadir
2,4
m (8 kaki) multispektral pada nadir
|
Memperoleh
berkualitas tinggi untuk penciptaan citra satelit peta, deteksi perubahan,
dan analisis citra
|
gambar
akurasi
Stable
platform untuk mengukur ketepatan lokasi
3-axis
stabil, tracker bintang / IRU roda reaksi /, C / A GPS Kode
|
Geolocate
fitur dalam 23 meter (75,5 kaki) dan membuat peta di daerah terpencil tanpa
menggunakan titik kontrol tanah
|
Cepat
besar area pengumpulan
16,5
km lebar pencitraan petak
Gbits
on-board image kapasitas penyimpanan
|
Kumpulkan
persediaan yang lebih besar yang sering diperbarui produk citra global yang
lebih cepat dibandingkan sistem yang kompetitif
|
Tinggi
kualitas gambar
telescope
Off-sumbu unobscured desain teleskop QuickBird's
lapangan
besar-view
Kontras
tinggi (MTF)
Tinggi
rasio sinyal terhadap noise
|
Memperluas
jangkauan target koleksi pencitraan yang sesuai dan meningkatkan interpretasi
gambar karena gambar dapat diperoleh di bahkan tingkat cahaya rendah tanpa
mengorbankan kualitas gambar
|
Desain
dan Spesifikasi
|
||
Informasi
Peluncuran
|
Tanggal:
18 Oktober 2001
Peluncuran Window: 1851-1906 GMT (1451-1506 EDT) Peluncuran Kendaraan: Delta II Peluncuran Situs: SLC-2W, Vandenberg Air Force Base, California |
|
Orbit
|
Ketinggian:
450 km, 98 derajat, kemiringan sun-synchronous
Kembali frekuensi: 2-3 hari, tergantung pada garis lintang Melihat sudut: angkasa Agile - di-track dan cross-track pointing Periode: 93.4 menit |
|
Per
Orbit Koleksi
|
128
gigabits (kira-kira 57 foto daerah tunggal)
|
|
Lebar
& Ukuran Area
|
petak
lebar: 16,5 kilometer di petak tanah nadir diakses: 544 km berpusat pada
jalur tanah satelit (ke ~ 30 ° off-nadir) Wilayah bunga
Single
Area: 16,5 km x 16,5 km
Strip:
16,5 km x 115 km
|
|
Metrik
Akurasi
|
23
meter lingkaran kesalahan, kesalahan linier 17 meter (tanpa kontrol tanah)
|
|
Resolusi
& Bandwidth Spektrum
|
Pankromatik
61
sentimeter (2 kaki) Ground Sample Distance (GSD) pada nadir
Black
& White: 445-900 nanometer
|
Multispektral
2.4
meter (8 kaki) GSD di nadir
Blue:
450-520 nanometer
Hijau:
520-600 nanometer
Merah:
630-690 nanometer
Near-IR:
760-900 nanometer
|
Dynamic
Range
|
11-bit
per pixel
|
|
Komunikasi
|
Payload
Data
320
Mbps X-band
|
Housekeeping
X-band
dari 4, 16 dan 256 Kbps
2
Kbps S-band uplink
|
Pendekatan
ADCs
|
3-axis
stabil, tracker bintang / IRU roda reaksi /, C / A GPS Kode
|
|
Menunjuk
dan Agility
|
Ketelitian:
kurang dari 0,5 milliradians absolut per sumbu
Pengetahuan: kurang dari 15 microradians per sumbu Stabilitas: kurang dari 10 microradians per detik |
|
Penyimpanan
onboard
|
Kapasitas
128 gigabits
|
|
Kendaraan
angkasa
|
Diharapkan
akhir kehidupan: 2010
£ 2100, 3,04-meter (10 kaki) panjangnya |
5. Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit
resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999 di Amerika Serikat. Ikonos merekam data
multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m. Ketinggian orbitnya 681 km. Citra
resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil, misalnya wilayah perkotaan
tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
Fungsi dari satelit IKONOS adalah untuk pemetaan topografi dari skala kecil
hingga menengah, menghasilkan peta baru, memperbaharui peta topografi yang
sudah ada, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida.
Satelit Ikonos-2 telah
mengirimkan data komersial sejak awal 2000. Ikonos adalah generasi pertama
satelit dengan resolusi spasial tinggi. Sensor Ikonos ada 2 macam, yaitu
pankromatik dan multispektral. Data Ikonos merekam 4 band multispektral pada
resolusi 4 meter dan satu band pankromatik dengan resolusi 1 meter. Artinya,
Ikonos adalah satelit komersial pertama yang mengirimkan citra satelit
berresolusi tinggi mendekati resolusi fotografi udara di seluruh dunia. Panjang
gelombang dan resolusi citra Ikonos dinyatakan dalam tabel 2.5.
Tabel 2.5
Karakteristik Satelit Ikonos
Band
|
Panjang gelombang
(µm)
|
Resolusi (m)
|
1
|
0.45-0.52 (biru)
|
4
|
2
|
0.52-0.60 (hijau)
|
4
|
3
|
0.63-0.69 (merah)
|
4
|
4
|
0.76-0.90 (Infrared
dekat)
|
4
|
PAN
|
0.45-0.90
(Pankromatik)
|
1
|
Data Ikonos dikumpulkan
dalam 11 bit per piksel (dengan derajat keabuan 2048). Artinya, terdapat lebih
banyak nilai skala keabuan sehingga akan terlihat detail yang lebih rinci dalam
citra. Ikonos memiliki instrumen pengamatan dalam lintasan melintang dan
memanjang yang memungkinkan perolehan data secara fleksibel dan frekuensi
kemampuan mendatangi lagi 3 hari untuk resolusi 1 m dan 1 – 2 hari untuk
resolusi 1,5 m.
Data citra Ikonos dapat
dipesan dalam 3 jenis citra, yaitu:
a. Pankromatik
dengan resolusi spasial 1 meter. Dapat dikirimkan baik dalam skala keabuan 256
(8 bit) atau skala keabuan 2048 (11 bit)
b. Multispektral
4 band dengan resolusi spasial 4 meter. Dapat dikirim dalam 4 band terpisah
atau dikombinasikan dalam warna asli atau warna palsu (false colour).
c. Multispektral
yang dipertajam dengan pankromatik 1 meter. Hasil dari kombinasi data
pankromatik 1 m dan multispektral 4 m. Dikirim dalam warna asli atau warna
palsu.
Ketiga jenis citra itu
dapat dipesan dalam 5 tingkat ketelitian horizontal, lihat tabel 2.6.
Tabel 2.6 Tingkat
Ketelitian Horizontal Produk Ikonos
Produk Ikonos
|
Ortho rektifikasi
|
Ketelitian Horizontal
90%
|
Simpangan baku ket.
hor.
|
Skala
|
Geo
|
Tidak
|
50 meter
|
~ 25 meter
|
|
Reference
|
Ya
|
25 meter
|
11,8 meter
|
1:50.000
|
Map
|
Ya
|
12 meter
|
5,7 meter
|
1:24.000
|
Pro
|
Ya
|
10 meter
|
4,8 meter
|
1:12.000
|
Precision
|
Ya
|
4 meter
|
1,9 meter
|
1:4.800
|
Precision Plus
|
2 meter
|
1:2.400
|
6. Satelit ALOS
Jepang merupakan salah
satu negara dengan teknologi satelit penginderaan jauh terdepan selain negara
maju lainnya seperti Amerika, Kanada, serta konsorsium negara-negara Eropa
dengan European Space Agency (ESA). Di Asia, selain Jepang,
negara yang cukup mumpuni dengan teknologi satelit penginderaan jauh adalah China
dan India. Sedangkan Brazil menjadi negara dengan penguasaan teknologi satelit
penginderaan jauh yang paling menonjol di wilayah Amerika Latin. Jepang menjadi
salah satu yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit
penginderaan jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advanced Land Observing
Satellite) atau dikenal dengan ’Daichi’ pada tanggal 24 Januari 2006.
Satelit berbobot 4000
kg ini diluncurkan dari pusat peluncuran Tanegashima yang mengorbit dengan
ketinggian sekitar 700 km di atas permukaan bumi. Misi ALOS adalah untuk
mencari pemecahan masalah lokal (local issue) seperti ketahanan pangan (food
security), kelangkaan sumber air, mitigasi bencana dan konservasi
keanekaragaman hayati (biodiversity).
Adapun tujuan yang
ingin dicapai satelit generasi terbaru produk negeri Sakura ini terdiri dari 5
(lima) yaitu :
(1). membuat peta (cartography) seluruh wilayah Jepang termasuk
negara lainnya di dunia, (2). mengamati pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) dan harmonisasi antara lingkungan bumi dan perkembangan regional,
(3). memonitor bencana (disaster monitoring),
(4). melakukan survei sumber daya
alam,
(5). mengembangkan teknologi yang terkait dengan satelit pengamat bumi
masa depan. Karena keragaman target ALOS ini maka dapat dikatakan satelit
penginderaan jauh ini punya kemampuan multi-guna.
Spesifikasi ALOS
ALOS mempunyai tiga
instrumen yaitu PRISM (Panchromatic Remote Sensing Instrument for Stereo
Mapping) untuk pemetaan dijital elevasi (ketinggian) sehingga dapat
menghasilkan data ketinggian. Instrumen yang kedua adalah AVNIR-2 (Advanced
Visible and Near Infrared Radiometer) untuk pengamatan lahan secara teliti
serta instrument PALSAR (Phased Array type L-Band Synthetic Aperture Radar).
Sesuai dengan namanya instrumen ini dapat menghasilkan data SAR atau radar.
Ø PRISM
dapat memberikan resolusi spasial 2,5 m dan memproduksi model permukaan dijital
(digital surface model) secara akurat. Instrumen ini punya tiga jenis sistem
optik untuk melihat ke depan (forward), belakang (backward) dan pada nadir.
Dengan kemampuan ini PRISM dapat menghasilkan citra stereo. Sensor ini dapat
merekam dengan lebar sapuan sampai 70 km pada nadir.
Ø AVNIR-2
didesain khusus untuk mengamati lahan dan wilayah pesisir, merupakan
pengembangan dari AVNIR yang dipasang pada satelit sebelumnya ADEOS (Advanced
Earth Observing Satellite) tahun 1996. Sensor ini memberikan peta cakupan dan
tutupan lahan pada skala regional dengan resolusi yang lebih baik dibanding
sebelumnya. Resolusi spasial AVNIR-2 mencapai 10 m, lebih baik dibandingkan
resolusi spasial AVNIR yang hanya 16 m.
Ø PALSAR
memanfaatkan rentang gelombang mikro pada frekuensi band-L yang dapat menembus
awan dan dapat melakukan pengamatan siang maupun malam bahkan dalam kondisi
cuaca buruk sekalipun. Instrumen ini memberikan data radar yang lebih baik
dibanding satelit radar generasi sebelumnya, JERS-1 (Japanese Earth Resources
Satellite). PALSAR dapat memberikan keuntungan dalam cakupan pengamatan mulai
dari 250 – 350 km yang disebut dengan ScanSAR. Keuntungan ini juga dimiliki
oleh satelit milik Kanada, RADARSAT.
Keunggulan ALOS
Jepang secara konsisten
mengembangkan teknologi satelit penginderaan jauhnya selama kurang lebih 20
tahun terakhir. Dan hasilnya pun sangat memuaskan dengan diluncurkannya beberapa
satelit generasi terbarunya termasuk ALOS. ALOS menjadi andalan dan kebanggaan
Jepang karena satelit ini dapat memuaskan konsumennya di seluruh dunia. Kenapa?
Karena ALOS dapat memberikan data optik dan data radar sekaligus. Data optik
sangat sensitif dan punya kemampuan tinggi dalam menggambarkan suatu obyek
(visualization) tetapi sangat rentan jika pada saat perekaman terdapat cakupan
awan (cloud cover). Akan tetapi dengan data radar keberadaan awan dapat
diatasi, selain itu dengan data radar karakteristik fisik lebih mudah diamati
dibanding dengan data optik. Kombinasi penggunaan data optik dan radar akan
memberikan hasil analisis yang lebih baik dibandingkan hanya menggunakan salah
satu diantara kedua jenis data tersebut.
Pada umumnya satelit
penginderaan jauh hanya didesain untuk dapat memberikan data optik saja atau
data radar saja. Seperti data optik dari satelit penginderaan jauh SPOT milik
Perancis yang berkonsorsium dengan beberapa negara Eropa lainnya atau satelit
RADARSAT milik Kanada yang hanya dapat memberikan data radar saja. Selain itu
ALOS dapat juga memberikan data stereo (stereo mapping) dan dapat mencakup
wilayah dengan luas sampai ratusan kilometer.
Aplikasi ALOS
Sejak diluncurkan tahun
2006, ALOS memasuki fase setelah operasi (tiga tahun setelah peluncuran). ALOS
sudah digunakan untuk berbagai tujuan seperti pemetaan dan observasi kondisi es
di laut (sea ice), keberadaan hutan, mitigasi bencana, kondisi permukaan laut
(kecepatan angin) dan wilayah pesisir (mangrove, terumbu karang), serta
pengamatan sumber daya alam terutama yang tidak dapat diperbaharui
(non-renewable).
Khusus untuk pengamatan
kondisi hutan, ALOS sudah merekam sebagian kondisi hutan Indonesia tahun 2008
di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sebagian Maluku dan Irian termasuk New
Guinea (lihat gambar 2). Peta hutan ini dibuat dari data PALSAR yang dibentuk
menjadi citra ortho dengan resolusi spasial 50 meter.
Selain untuk pemetaan
kondisi hutan Indonesia, aplikasi lain yang juga sangat penting yang terkait
dengan kerusakan lingkungan di wilayah pesisir adalah kondisi terumbu karang.
Dengan AVNIR-2, distribusi terumbu karang dapat divisualisasikan dengan
kombinasi band cahaya tampak (visible band) melalui algoritma tertentu. Fusi
citra AVNIR-2 dengan data PALSAR akan memberikan kajian yang lebih baik terkait
sebaran terumbu karang yang ada. Jika dilengkapi hasil pengamatan lapangan dan
data penginderaan jauh lainnya seperti data hiperspektral (hyperspectral) maka
tidak hanya distribusi terumbu karang saja yang bisa dianalisa tetapi juga
sehat tidaknya terumbu karang tersebut. Data hiperspektral dapat memberikan
informasi atau kerincian spektral lebih detil dibandingkan menggunakan data
multispektral (seperti AVNIR-2). (Ketut Wikantika, dari berbagai sumber).
7. Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan
Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National
Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008
dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan
gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit
komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
8. Satelit WorldView
Satelit WorldView-2
adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal
8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial
yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk
citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini
lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk
citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah
band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis
spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
9. Satelit NOAA (National
Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA merupakan
satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanic and Atmospheric
Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk
menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and
Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red
Observation Sattelite, tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada
ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai
kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Sensor utama NOAA adalah AVHRR/2 (Advanced Very
High Resolution Radiometer model 2) dan TOVS (TIROS Operational Vertical
Sounder) yang terdiri dari HIRS/2 (High Resolution Infrared Sounder model 2),
SSU (Stratospheric Sounding Unit), dan MSU (Microwave Sounding Unit). Satelit
NOAA sinkron matahari ini membawa AVHRR untuk merekam energi elektromagnetik
dalam 4 atau 5 band. Sensor AVHRR merekam seluruh bumi dua kali sehari untuk
memperoleh informasi regional mengenai kondisi vegetasi dan temperatur
permukaan laut. Satelit NOAA digunakan untuk membuat peta suhu
permukaan laut (Sea Surface Temperature Maps/SST Maps), monitoring iklim, studi
El Nino, dan deteksi ars laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan
ikan berlimpah.
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor
utama, yaitu:
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
4. DCS (Data Collection System)
5. SEM (Space Environtment Monitor);
6. SARSAT (Search And Rescue Satelite System).
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
4. DCS (Data Collection System)
5. SEM (Space Environtment Monitor);
6. SARSAT (Search And Rescue Satelite System).
Selain dari citra
satelit yang disebutkan di atas, masih ada tiga jenis citra satelit lagi yang
sering digunakan, yaitu Terra, IRS (The Indian Remote Sensing) dan Meteosat.
-Terra
Terra adalah sebuah
citra satelit yang merupakan sebuah spectrometer citra beresolusi tinggi yang
dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari. Fungsi dari
citra satelit ini adalah untuk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi,
pendeteksian tutupan lahan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pengkuran suhu
permukaan bumi.
-The Indian Remote
Sensing (IRS)
IRS adalah sistem satelit untuk meyediakan informasi manajemen sumberdaya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini adalah untu perencanaan perkotaan dan manajemen bencana.
-Meteosat
Meteosat adalah sebuah
satelit geostasioner yang digunakan dalam program meteorologi dunia. Mengamati
fenomena yang relevan bagi ahli meteorologi.
DAFTAR PUSTAKA
Iwan.
2015. Satelit Sumberdaya Alam. http://geografientrepreneur.yolasite.com/drs-iwan-tourism-geography.php.
Diakses pada tanggal 06 Oktober pukul 07.30 WIB.
Sair,
Nockh. 2014. Macam – Macam Satelit
Penginderaan Jauh. http://nochken.blogspot.co.id/2014/11/macam-macam-satelit-penginderaan-jauh.html.
Diakses pada tanggal 06 Oktober pukul 07.31 WIB.
Aulia,
S.S. 2013. Macam-Macam
Jenis Citra Satelit dan Penggunaannya Serta Menggabungkan Band Pada Landsat.
https://selfaseptianiaulia.wordpress.com/2013/05/17/pertemuan-1-macam-macam-jenis-citra-satelit-dan-penggunaannya-serta-menggabungkan-band-pada-landsat/.
Diakses pada tanggal 06 Oktober pukul 07.32 WIB.
Ilham.
2013. Jenis – jenis citra satelit.
https://ilhampwk10.wordpress.com/2013/06/27/jenis-jenis-citra-satelit/.
Diakses pada tanggal 06 Oktober pukul 07.32 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar