Nama : Khalimah
NPM : E1I015071
Prodi : Ilmu Kelautan
Kelas : B
Dosen : Yar Johan, S.Pi.,M.S
PENGERTIAN PASANG SURUT
Menurut Pariwono
(1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara
berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan
bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang
surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau
ukurannya lebih kecil.
Pasang surut merupakan
Suatu fenomena yang terjadi di laut karena adanya pergerakan naik atau turunnya
posisi permukaan perairan laut secara berkala yang disebabkan oleh gaya gravitasi
dan gaya tarik menarik benda astronomi oleh matahari.
PENYEBAB TERJADINYA
PASANG SURUT
Pasang surut merupakan
hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
pergerakan atau dorongan ke arah luar pusat rotasi bumi. Pengaruh gaya
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut air laut, karena jarak bulan lebih dekat daripada
jarak matahari ke bumi. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut
berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga
bergantung pada bentuk volume perairan dan bentuk dasar samudera.
Gaya gravitasi menarik
air laut ke arah bulan dan matahari sehingga menghasilkan dua tonjolan pasang
surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan area orbit bulan dan matahari.
Pasang surut bulan
purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam
posisi sejajar. Pada saat itu akan terjadi air pasang yang sangat tinggi dan
air surut yang sangat rendah. Pasang surut bulan purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama. Pasang surut perbani (neap tide) terjadi ketika
bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan air pasang naik yang rendah dan air surut yang tinggi. Pasang laut
perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tiga-perempat.
Pengetahuan tentang
pasang surut adalah hal penting dalam transportasi perairan, aktivitas di
pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir, dan lain-lain, karena sifat pasang
surut air laut yang periodik, sehingga dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan
pasang laut diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-masing komponen
pembangkit pasang surut air laut. Seperti yang telah disebutkan,
komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian.
Namun demikian karena interaksinya dengan bentuk morfologi pantai, superposisi
antar komponen pasang laut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan
terbentuknya komponen-komponen pasang surut yang baru.
Pasang Surut yang
terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu:
Pasang Surut Atmosfer
(Atmospheric Tide)
Pasang Surut Laut
(Oceanic Tide)
Pasang Surut Bumi Padat
(Tide of the Solid Earth).
TIPE PASANG SURUT
Perairan laut
memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut, sehingga
terjadi tipe pasang surut yang berlainan di sepanjang pesisir. Terdapat tiga
tipe pasang surut yang dapat diketahui, yaitu:
Pasang Surut Diurnal,
yang terjadi bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali
surut dan biasa terjadi di laut sekitar khatulistiwa.
Pasang Surut Semi
Diurnal, yakni bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut yang hampir sama tingginya.
Pasang Surut Campuran,
yang adalah gabungan dari Diurnal dan Semi Diurnal, bila bulan melintasi
khatulistiwa (deklinasi kecil), pasang surut menjadi Semi Diurnal, dan jika
deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuklah pasang surut Diurnal.
ARUS PASANG SURUT
Gerakan air secara
vertikal yang berhubungan dengan peristiwa naik dan turunnya pasang surut,
diiringi oleh pergerakan air secara horizontal yang disebut dengan arus pasang
surut. Permukaan air laut selalu berubah-ubah setiap saat karena adanya
gerakan pasang surut, hal ini juga terjadi pada wilyah-wilayah yang lebih kecil
misalnya teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasang surut (Tidal
Current). Arus pasang surut dari laut lepas yang merambat ke perairan
pantai akan mengalami perubahan, karena berkurangnya kedalaman.
Arus yang terjadi di laut bagian teluk dan laguna dikarenakan massa air yang mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah, dan itu disebabkan oleh pasang surut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut. Pada waktu gelombang pasang surut merambat memasuki perairan dangkal seperti muara sungai atau teluk, maka massa air di kawasan ini akan bereaksi terhadap pergerakan dari perairan lepas.
Arus yang terjadi di laut bagian teluk dan laguna dikarenakan massa air yang mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah, dan itu disebabkan oleh pasang surut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut. Pada waktu gelombang pasang surut merambat memasuki perairan dangkal seperti muara sungai atau teluk, maka massa air di kawasan ini akan bereaksi terhadap pergerakan dari perairan lepas.
Pasang Surut di
Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
Pasang Surut Harian
Tunggal (Diurnal Tide) merupakan pasang surut yang hanya terjadi satu kali
pasang dan satu kali surut dalam satu hari, jenis ini terdapat di Selat
Karimata.
Pasang Surut Harian
Ganda (Semi Diurnal Tide) merupakan pasang surut yang terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terjadi di
Selat Malaka hingga Laut Andaman.
Pasang Surut Campuran
Dominan Harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasang surut
yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tapi terkadang
dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam hal tinggi
dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa
Barat.
Pasang Surut Campuran
Dominan Harian Ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)m erupakan pasang
surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi
dan waktu yang berbeda, ini terjadi di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian
Timur.
ALAT UKUR PASANG SURUT
1)
Tide Staff. Papan dalam skala meter
atau centi meter yang biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di
lapangan.
2)
Tide Gauge. Sebuah alat/perangkat
untuk mengukur perubahan permukaan laut secara mekanik dan otomatis dengan
menggunakan sensor. Tide gauge juga memiliki dua jenis
yakni Floating Tide Gauge dan Pressure Tide Gauge.
3)
Satelit. Sistem yang menggunakan
pemancar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta
perhitungan waktu yang berakurasi tinggi.
Faktor Penyebab
Terjadinya Pasang Surut Air Laut
1. Berdasarkan
teori keseimbangan, penyebab pasang surut air laut adalah rotasi bumi pada
sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.
2. Berdasarkan teori dinamis, penyebab pasang surut air laut adalah kedalaman dan luar perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis) dan gesekan dasar.
3. Faktor lokal lainnya penyebab terjadinya pasang surut air laut adalah topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan lain sebagainya. (Wyrtki, 1961).
2. Berdasarkan teori dinamis, penyebab pasang surut air laut adalah kedalaman dan luar perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis) dan gesekan dasar.
3. Faktor lokal lainnya penyebab terjadinya pasang surut air laut adalah topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan lain sebagainya. (Wyrtki, 1961).
DAFTAR PUSTAKA
Supangat, Agus. (2000)
Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung
Triatmodjo, Bambang.
1996. Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta
http://www.duniapendidikan.net/2016/01/faktor-penyebab-proses-terjadinya-pasang-surut-air-laut-lengkap.html
http://www.duniapendidikan.net/2016/01/faktor-penyebab-proses-terjadinya-pasang-surut-air-laut-lengkap.html
http://osfeanografifisika.blogspot.co.id/2012/12/pramodul.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar