Minggu, 02 Oktober 2016

KUIS 4 PENGANTAR OSEANOGRAFI (Pasang Surut)

Nama   : Khalimah
NPM     : E1I015071
Prodi    : Ilmu Kelautan
Kelas    : B
Dosen  : Yar Johan, S.Pi.,M.S

PENGERTIAN PASANG SURUT

Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Pasang surut merupakan Suatu fenomena yang terjadi di laut karena adanya pergerakan naik atau turunnya posisi permukaan perairan laut secara berkala yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda astronomi oleh matahari.

PENYEBAB TERJADINYA PASANG SURUT 

Pasang surut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah pergerakan atau dorongan ke arah luar pusat rotasi bumi. Pengaruh gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut air laut, karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk volume perairan dan bentuk dasar samudera.

Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari sehingga menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan area orbit bulan dan matahari.
Pasang surut bulan purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam posisi sejajar. Pada saat itu akan terjadi air pasang yang sangat tinggi dan air surut yang sangat rendah. Pasang surut bulan purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang surut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan air pasang naik yang rendah dan air surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tiga-perempat.

Pengetahuan tentang pasang surut adalah hal penting dalam transportasi perairan, aktivitas di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir, dan lain-lain, karena sifat pasang surut air laut yang periodik, sehingga dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang laut diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut air laut. Seperti yang telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian karena interaksinya dengan bentuk morfologi pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen pasang surut yang baru.

Pasang Surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu:
Pasang Surut Atmosfer (Atmospheric Tide)
Pasang Surut Laut (Oceanic Tide)
Pasang Surut Bumi Padat (Tide of the Solid Earth).


TIPE PASANG SURUT

Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut, sehingga terjadi tipe pasang surut yang berlainan di sepanjang pesisir. Terdapat tiga tipe pasang surut yang dapat diketahui, yaitu:
Pasang Surut Diurnal, yang terjadi bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut dan biasa terjadi di laut sekitar khatulistiwa.
Pasang Surut Semi Diurnal,  yakni bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.
Pasang Surut Campuran, yang adalah gabungan dari Diurnal dan Semi Diurnal, bila bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasang surut menjadi Semi Diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuklah pasang surut Diurnal.

ARUS PASANG SURUT

Gerakan air secara vertikal yang berhubungan dengan peristiwa naik dan turunnya pasang surut, diiringi oleh pergerakan air secara horizontal yang disebut dengan arus pasang surut.  Permukaan air laut selalu berubah-ubah setiap saat karena adanya gerakan pasang surut, hal ini juga terjadi pada wilyah-wilayah yang lebih kecil misalnya teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasang surut (Tidal Current).  Arus pasang surut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan mengalami perubahan, karena berkurangnya kedalaman.
Arus yang terjadi di laut bagian teluk dan laguna dikarenakan massa air yang mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah, dan itu disebabkan oleh pasang surut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut. Pada waktu gelombang pasang surut merambat memasuki perairan dangkal seperti muara sungai atau teluk, maka massa air di kawasan ini akan bereaksi terhadap pergerakan dari perairan lepas.

Pasang Surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tide) merupakan pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, jenis ini terdapat di Selat Karimata.
Pasang Surut Harian Ganda (Semi Diurnal Tide) merupakan pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terjadi di Selat Malaka hingga Laut  Andaman.
Pasang Surut Campuran Dominan Harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasang surut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam hal tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
Pasang Surut Campuran Dominan Harian Ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)m erupakan pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terjadi di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.

ALAT UKUR PASANG SURUT

1)      Tide Staff. Papan dalam skala meter atau centi meter yang biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan.

2)      Tide Gauge. Sebuah alat/perangkat untuk mengukur perubahan permukaan laut secara mekanik dan otomatis dengan menggunakan sensor.  Tide gauge juga memiliki dua jenis yakni Floating Tide Gauge dan Pressure Tide Gauge.


3)      Satelit. Sistem yang menggunakan pemancar (transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif (receiver), serta perhitungan waktu yang berakurasi tinggi.


Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut Air Laut


1. Berdasarkan teori keseimbangan, penyebab pasang surut air laut adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari.

2. Berdasarkan teori dinamis, penyebab pasang surut air laut adalah kedalaman dan luar perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis) dan gesekan dasar.

3. Faktor lokal lainnya penyebab terjadinya pasang surut air laut adalah topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan lain sebagainya. (Wyrtki, 1961).



DAFTAR PUSTAKA

Supangat, Agus. (2000) Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung

Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan. Beta Offset. Yogyakarta
http://www.duniapendidikan.net/2016/01/faktor-penyebab-proses-terjadinya-pasang-surut-air-laut-lengkap.html
http://www.duniapendidikan.net/2016/01/faktor-penyebab-proses-terjadinya-pasang-surut-air-laut-lengkap.html
http://osfeanografifisika.blogspot.co.id/2012/12/pramodul.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar